f

"Perawat Harus Berbudaya" Keluarga Binaan Stikes Icsada Bojonegoro

/
3 Comments
Nursing is Caring

   
   Menjadi seorang perawat, tidak hanya sekedar menghafal anatomi tubuh manusia ataupun mahir menggunakan jarum suntik. Menjadi perawat, tidak hanya sekedar mengkaji keluhan pasien dan menentukan diagnosa keperawatan. Ada banyak hal yang perlu diaplikasikan oleh perawat dalam dunia pekerjaannya, selain ketrampilan diatas. Baik itu perawat akademisi maupun perawat praktisi. Salah satunya ialah pemahaman kebudayaan pasien, baik individu, komunitas maupun masyarakat luas. Dengan memahami kebudayaan masyarakat, perawat akan lebih mudah mengkaji penyakit serta mampu memberikan diagonosa yang tepat.
   Ketika perawat mampu memberikan diagnosa yang tepat, maka itu akan mempengaruhi implementasi yang akan diberikan supaya mempercepat kesembuhan pasien. Kebudayaan merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kehidupannya. Kebudayaan mempengaruhi pola pikir dan sebab-akibat suatu penyakit dapat dialami oleh individu yang bersangkutan.
    Selama ini, masih banyak tenaga kesehatan yang belum menyadari betapa pentingnya mempelajari kebudayaan pasien. Bukan hanya membaca teori Transcultural Nursing dan menghafal materi yang akan diujikan ketika ujian. Masih banyak tenaga kesehatan yang belum secara utuh mendekatkan diri kepada pasien. Masih banyak yang bersikap acuh dan hanya menggugurkan tugas sebagai pelayan kesehatan disuatu instansi rumah sakit, puskesmas dan sebagainya. Tidak sedikit dari perawat yang sudah bekerja bahkan menunjukkan sikap arogan dan membeda-bedakan pasien. Beberapa dari mereka juga tidak mencoba mendekatkan diri kepada keluarga pasien.
    Fakta-fakta yang terjadi dilapangan tidak sesuai dengan apa yang didapat ketika masih menjadi seorang mahasiswa. Mengelu-elukan keadilan dan hak-hak pasien, memperhatikan mereka dan meringankan keluhan mereka. Yang terjadi dilapangan justru belum sesuai harapan. Beberapa instansi kesehatan dianggap memilih-milih pasien sesuai kelas kamar yang mereka tempati. Para pasien dengan ekonomi rendah menganggap bahwa ketika mereka tidak mempunyai uang tunai ataupun jaminan lain, mereka tidak akan ditangani secara cepat dan maksimal. Selain itu, keramahan perawat dalam suatu instansi kesehatan juga menjadi perbincangan hangat para pasien yang merasa tidak puas dengan pelayanan yang mereka terima.
Perawatan Luka
     
      Satu hal menarik yang sering ditemui dalam instansi kesehatan ialah ketika perawat mengetahui keadaan ekonomi pasien maupun keluarga pasien, serta latar belakang pekerjaan pasien maupun keluarganya, mereka menunjukkan sikap yang berbeda dengan satu pasien ke pasien yang lain.
    Misalnya ketika mengetahui anggota keluarga pasien juga kebetulan berprofesi sebagai perawat atau bidan, maka mereka (perawat instansi yang menangani pasien) akan lebih teliti, berhati-hati dan memberikan pelayanan yang maksimal. Mereka memperlakukan pasien dengan perlakuan yang berbeda dari pasien yang lain. Selain itu, mereka juga memberikan edukasi kesehatan dengan lebih terbuka dan sangat ramah. Anggota keluarga yang memahami bidang yang sama dengan mereka membuat beban kerja mereka semakin berat, sebab mereka takut membuat kesalahan dan dapat dikomplain oleh anggota keluarga.
    Semua hal itu menunjukkan bahwa masih terjadi kesenjangan antara perawat dengan pasien. Terlebih pasien dengan ekonomi rendah dan latar belakang pendidikan yang rendah pula. Perawat seharusnya memberikan edukasi dengan lebih menyeluruh terhadap pasien seperti ini, bukan mengedepankan citra yang baik didepan anggota keluarga pasien yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Perawat tidak seharusnya membeda-bedakan perlakuan mereka terhadap pasien. Sebab pasien memiliki hak yang sama. Tidak peduli orang miskin maupun orang kaya.
    Nah, jika seorang perawat mampu memahami kebudayaan, latar belakang pasien beserta anggota keluarganya, dan mau mendekatkan diri dengan pasien, maka hal itu dapat membentuk pribadi perawat untuk lebih humanis. Memanusiakan manusia!. Memberikan jasa pelayanan yang terbaik terhadap para pasien dan menjadi perawat profesional yang tidak hanya pandai teori dan praktek medis, namun juga dekat dihati para pasien. Sebab, perawat adalah tonggak utama kesehatan masyarakat. Mereka menjadi orang pertama yang akan mendengar keluhan pasien, orang pertama yang akan dicari dan dimintai bantuan. Orang pertama yang akan melakukan anamnese dan menentukan diagnosa keperawatan dan membantu memberikan implementasi untuk mengurangi keluhan para pasien. Perawat adalah tolak ukur sebuah instansi kesehatan dalam mengelola pelayanan. Perawat yang berbudaya, profesional dan humanis tentu akan memberikan citra positif bagi sebuah instansi kesehatan yang ditempatinya.
    Salah satu program kampus yang saya tempati saat ini, memberikan peluang bagi para mahasiswa untuk menjadi pribadi yang lebih humanis dan memiliki rasa empati yang tinggi. Stikes Icsada Bojonegoro meluncurkan sebuah program bernama PERSAGA (Perawat Sahabat Keluarga) sebagai wadah pembelajaran bagi mahasiswa untuk lebih memahami kebudayaan pasien, yang tidak hanya mereka jumpai di rumah sakit ataupun puskesmas. Program ini mengajarkan para mahasiswa bahwa perawat juga harus mampu membantu masyarakat yang mungkin tidak berada di rumah sakit karena keterbatasan biaya, dan sebagainya. Kami membantu para keluarga yang memiliki keluhan kesehatan di berbagai daerah secara berkelompok.
    Setiap keluarga yang memiliki keluhan kesehatan dan dalam keadaan ekonomi menengah ke bawah, akan kami prioritaskan sebagai Keluarga Binaan yang akan kami dampingi hingga mereka merasa lebih baik dan lebih sehat. Kami mengunjungi mereka secara kondisional, 1/2 kali dalam satu minggu dan mulai mengkaji keluhan-keluhan yang muncul serta bagaimana kebudayaan mereka sehari-hari. Bagaimana pola hidup mereka, pola kebersihan diri, spiritual mereka, kebiasaan mereka ketika berobat, serta bagaimana persepsi sakit menurut mereka. Apakah mereka masih mempercayai mitos-mitos maupun kepercayaan lain diluar dunia medis.
    Keluarga Binaan akan membuat mahasiswa mendapat pengalaman yang lebih banyak dan beragam. Mereka akan lebih mendekatkan diri pada masyarakat. Kehadiran mahasiswa ditengah-tengah masyarakat juga akan memberikan arti yang lebih dalam terhadap masyarakat itu sendiri. Masyarakat akan lebih bisa merasakan adanya perawat yang benar-benar mempedulikan mereka. Selain itu, program seperti ini akan melatih mahasiswa agar lebih siap menghadapi persaingan dunia kerja dan mengubah cara pandang bahwa mencari pekerjaan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kami harus mendekati tempat-tempat yang nantinya akan menjadi lahan pekerjaan kami.  
    Menjadi perawat yang humanis dan berbudaya adalah salah satu contohnya. Mencintai profesi kami dengan ikhlas dan sepenuh hati akan mempermudah kami dalam mencari lapangan pekerjaan dan tentunya akan meningkatkan rasa kepercayaan pasien terhadap kami.
    Kami, akan melakukan yang terbaik untuk anda, para pasien yang tidak akan kami beda-bedakan, menemani anda ketika anda merasa sendiri dan cemas. Mendampingi anda diwaktu sakit dan merawat anda dengan sepenuh hati. Mendengarkan keluhan anda dan mencoba meringankannya. Kami akan merawat anda sebagaimana kami merawat keluarga kami sendiri. Kami berikan kepedulian dan senyuman kami untuk meyakinkan anda bahwa kami akan selalu disamping anda...

SALAM PERSAGA! Perawat Sahabat Keluarga. :)


You may also like

3 komentar:

Flickr Images

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Sandi Ovinia Putri

Tulisan tidak hanya berhenti di satu masa dan hanya satu kepala.
Tulisan bisa lebih kuat dari pada peluru, sebab ia mampu menembusa daya pikir kita.

Popular Posts