f

Tentang Ayah, Sesosok Siluet

/
3 Comments

Ayahku, Duniaku


 Dia memiliki wajah yang mirip denganku.Rahangnya,bibirnya,matanya,jidatnya. Ayah,seseorang yang tetap menjalin tali silaturahmi meskipun sepanjang apapun jarak yang akan ditempuh. Dia bisa membagi waktu antara putri semata wayangnya dengan pekerjaan. Jika seandainya aku memiliki kesempatan mengeluarkan segenap perasaan padamu ayah, inilah yang ingin kusampaikan :
   "Aku bukan lagi balita kecil yang mulai kau tinggal saat kau berpisah dari ibu. Aku bukan lagi Sandi kecil yang keluar masuk ruang pengadilan bersama nenek ketika ayah mengurus perceraian dulu. Aku, bukan lagi putri polosmu yang belum mengerti apa-apa. Aku sudah tumbuh menjadi seorang gadis,dan masa-masa itu telah berakhir. Otak kiriku masih jelas menghafal kejadian dan peristiwa, otak kananku pun masih bisa mengingat jelas bagaimana gambaran suasana waktu yang telah lampau. Dan gendongan terakhir yang kuingat dari lengan kekarmu dulu ialah, saat kau menawariku permen, di sebuah toko permen tentu saja. Ayah bertanya,"coklat atau kacang?" hanya itu. Gendongan terakhir yang kau lakukan untukku.
    Setelah itu, nyaris aku tak pernah merasakan sentuhan kasihmu kecuali hanya sebatas berjabat tangan. Aku juga masih ingat, ketika ayah mengunjungiku, ayah selalu membawakan aku apel merah. Iya, buah favoritku. Namun sayang, ibu tidak mengizinkan aku untuk memakannya, apalagi menghabiskannya. Ibu hanya bilang, " sekali bajingan tetap bajingan!". Sekarang aku mengerti, betapa sakitnya hati ibu dulu. Meskipun begitu, aku tidak ingin menyalahkan kalian berdua. Bahkan aku ingin sekali saja melihat kalian akur,mengajakku jalan-jalan mungkin. Tapi apa memang bisa ?.Aku tersenyum masam. Aku ingin sekali saja, melihat kalian harmonis seperti keluarga-keluaraga lainnya. Aku ingin merasakan bagaimana rasanya kita foto bersama, sekali saja. Aku ingin ayah mengajakku ke toko permen lagi, dan menawariku berbagai rasa, " coklat atau kacamg?".
    Aku tahu, ayah pasti juga ingin mendekapku layaknya seorang ayah pada putrinya. Aku yakin ayah juga megharapkan aku tumbuh seperti gadis-gadis lain diluar sana. Ayah pasti juga khawatir mampukah aku tumbuh menjadi pribadi seperti yang ayah inginkan tanpa didikan dan pengawasan ayah sendiri. Ayah jangan khawatir. Aku bisa menjaga diri dan menjadi gadis seperti yang ayah idamkan. Aku akan membuat ayah bangga. Aku berjanji pada diriku sendiri.
    Ayah terimakasih, terimakasih sudah menjadi ayahku selama ini. Sekali lagi, aku tidak menyalahkan kalian berdua. Aku hanya berharap ayah bisa memandangku saat aku dipanggil ke podium karena sebuah prestasi kecil. Lalu aku akan dengan bangga menunjuk wajah teduhmu,"Itu dia Ayahku. Beliau datang". Aku berusaha semampuku untuk membuat ayah bangga. Tapi Ayah tidak pernah menyempatkan waktu luang, bahakan saat pengambulan rapor atau rapat wali murid. Ayah hanya bilang," Uang sekolahnya sudah ditransfer, nanti di cek ya?". Aku tahu, betapapun aku ingin memberontak bahkan menjauh, ayah tetap Ayahku. Meskipun sejak kecil aku belum begitu mengenal ayah, aku mengerti ayah adalah orang yang baik. Ayah selalu menjadi yang terbaik.Dan aku sadar, kita tidak mungkin dapat dipisahkan".
    Ketika usiaku 2 tahun, ayah bercerai dengan ibu. Aku paham itu bukan kebetulan, dan pasti ada suatu sebab dan masalah yang tidak bisa kalian selesaikan. Aku tidak ingin menjadi putri kalian yang terpuruk dan menyalahkan takdir,aku paham bagaimana cara mensyukuri hidup dan mengambil pelajaran. Seburuk apapun masa lalu, seberat apapun cobaan, hidup harus terus berlanjut. Tidak peduli aku terlahir dari keluarga harmonis, broken home, bangsawan maupun strata rendah, aku harus tetap melakukan hal positif dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Dan lagi, itu janjiku pada diri sendiri.
    Kalian, anak-anak yang terlahir dari keluarga broken home.Jangan berlari pada hal-hal yang merugikan. Terpaku pada masa lalu dan meratapi nasib. Jangan dekati narkoba dan bergaulan dengan teman yang baik.Para sahabat akan membuat hidup kalian berwarna. Terlahir dari keluarga broken home bukanlah aib. Justru itu akan melatih mental dan membentuk pribadi kita agar lebih tegar dan mandiri. Kita bisa, dan kita harus berhasil membuat orang-orang disekeliling kita bangga. Jngan jadi biasa saja. Kita harus istimewa....


You may also like

3 komentar:

Flickr Images

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Sandi Ovinia Putri

Tulisan tidak hanya berhenti di satu masa dan hanya satu kepala.
Tulisan bisa lebih kuat dari pada peluru, sebab ia mampu menembusa daya pikir kita.

Popular Posts