f

RESENSI BUKU “AYAH”

/
0 Comments

AYAH


JUDUL                                    : AYAH
PENULIS                                : ANDREA HIRATA
PENERBIT                              : BENTANG
JUMLAH HALAMAN            : 398 + Cover
TAHUN                                   : Cetakan pertama, Mei 2015
                                                  Cetakan keenam, Agustus 2015
                                                  Cetakan ketujuh, September 2015
                                                  Cetakan kedelapan, November 2015

SEKILAS TERKAIT BUKU
            Buku Ayah yang terbit belum lama ini menceritakan kisah  seorang ayah bernama Sabari yang begitu menyayangi anaknya, yang bahkan hanyalah anak tiri dari wanita yang dicintainya semenjak masuk di SMA yang sama di Belitong. Karya-karya Andrea Hirata sebelumnya, seperti Laskar Pelangi, Sang pemimi dan yang lain, buku Ayah ini juga menggambarkan setting Belitong yang digambarkan begitu detail dari mulai keadaan ekonomi daerah Belitong sampai kuli panggul yang berada dipasar ikan disana. Dalam kisah ini, tidak berfokus pada kehidupan Sabari dengan anak tirinya tersebut, tapi lebih kepada perjalanan hidup mereka dari awal Sabari remaja yang menemukan gadis pujaan hatinya sewaktu SMA bernama Marlena. Marlena ialah seorang gadis popular yang sangat cuek bahkan memiliki otak yang bodoh dan sering menyontek saat ujian.
            Sabari yang culun dan polos memiliki 3 sahabat bernama Tamat, Ukun, dan Toharun.  Nah, keempatnya bersekolah di SMA yang sama. Andrea Hirata memulai perjalanan ke empat sahabat ini dengan menceritakan keseharian mereka dan juga keluarga masing-masing. Dari keempat sahabat itu, Sabari lah yang paling bisa diandalkan otaknya. Selain pandai membuat puisi, Sabari selalu memperoleh nilai 99 untuk pelajaran Bahasa Indonesia. Mirip dengan tokoh-tokoh di Laskar Pelangi, masing-masing dari keempat sahabat tadi punya karakter yang istimewa. Mereka juga begitu polos dan apa adanya, namun kadang bisa cerdas juga. Bagian ketika Andrea menceritakan masa sekolah anak-anak ini hingga lulus mendapat porsi terbanyak dalam buku.
            Untuk memperoleh hati Marlena, Sabari selalu membuat puisi cinta yang ditempel di mading sekolah. Namun Marlena tidak pernah mempedulikan puisi-puisi tersebut. Salah satu puisi yang sangat bagus yang pernah dibuat oleh Sabari ini berjudul” Merayu Awan”.  Ketika sudah dewasa,  Sabari mendengar kabar bahwa Marlena telah hamil diluar nikah. Ketika itu, ia bekerja di pabrik batako milik ayah Marlena yang bernama Markoni. Untuk menjaga nama baiknya, Markoni menikahkan  Sabari dengan Marlena meskipun Marlena sama sekali tidak menyukai Sabari.
            Setelah Marlena melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Zorro sebab bayi tersebut tidak mau melepaskan boneka zorro yang Sabari berikan, Marlena memutuskan untuk menceraikan Sabari dan bahkan ia menikah dengan orang lain sebanyak 3 kali. Marlena menghilang bagai ditelan bumi dan itu membuat tingkah laku Sabari seperti orang gila. Meskipun demikian, dia merawat Zorro dengan sangat baik. Membacakan puisi merayu awan sebelum tidur, mengajak Zorro kecil jalan-jalan. Dia ingin mengajaknya melihat pawai 17 Agustus, mengunjungi pasar malam, membelikannya mainan, menggandengnya ke masjid, mengajarinya berpuasa dan mengaji, dan memboncengnya naik sepeda sepanjang sore ke taman kota. Sabari hidup berdua bersama Zorro hingga akhirnya Marlena tiba-tiba muncul dengan suami barunya dan merebut Zorro kecil. Sabari menjadi seseorang yang putus asa dan tidak mengurus dirinya sama sekali.
            Akhir dari cerita dalam buku ini menggambarkan pertemuan Zorro dengan Sabari,sang ayah yang sangat merindukan anaknya. Ukun,Tamat dan Toharun inilah yang membantu mencari Marlena kesana kemari dan mengantarkan Zorro pada Sabari. Singkat cerita, Zorro tumbuh dewasa dan memiliki usaha servis radio di Belitong.

YANG MENARIK DARI BUKU
            Pemilihan nama-nama tokoh dalam buku yang begitu unik dan juga karakter mereka yang dibungkus humor khas Andrea Hirata. Selain itu isi keseluruhan cerita yang menggambarkan banyak kehidupan dibalik kisah seorang ayah yang begitu polos yang menyayangi anak tirinya. Sempat di jelaskan disini, hal-hal yang sepele namun sangat menunjukkan kedekatan seorang ayah dengan anak seperti Sabari yang mengikuti lomba lari demi anaknya untuk mendapat sebuah piala, atau ketika mereka jalan-jalan ke taman kota sambil menikmati satu bungkus arum manis.
            Novel kali ini juga tidak membahas masalah  kesuksesan studi di luar negeri. Para tokohnya bahkan tetap kere dan tidak berpendidikan tinggi hingga akhir cerita. Tapi kisah Sabari yang sangat tulus mencintai anaknya (yang bukan kandung), kesetiakawanan para sahabatnya, dan humor rasa Melayu Andrea Hirata menjadi magnet kuat dalam buku  Ayah. Bagian menarik dalam buku ini juga terletak pada ending yang mengisahkan Sabari meninggal karena usia, disusul dengan Marlena yang mengakui cintanya di akhir ajal dan ingin di makamkan disamping Sabari dengan memesan nisan bertuliskan Purnama ke 12. Nama panggilan sayang Sabari untuknya.
UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
            Andrea Hirata sering membuat latar utama novelnya dengan Belitong sebab ia besar disana.Ia menggambarkan dengan penuh perasaan dan memasukkan lelucon-lelucon khas melayu pada sentuhan karyanya. Buku ini tersusun dari bab-bab pendek yang memudahkan kita menghafal setiap peristiwa dalam buku. Andrea Hirata menulis buku ini dengan alur pertama menggambarkan Masa sekarang, masa lalu, dan kembali lagi ke masa sekarang.
            Cover depan buku yang sangat menarik pembaca menjadi bagian yang tidak bisa diacuhkan begitu saja, sebab ternyata jika menilik dari kerennya cover yang menggambarkan ketulusan ayah kepada seorang anak, ternyata dalam buku ini mengisahkan sosok ayah itu sendiri adalah laki-laki biasa yang culun dan polos dimana ditengah-tengah kisah kekeluargaan itu juga diselingi kisah unik perjalanan ke 4 sahabat unik dan kisah cinta Sabari pada Marlena yang tidak masuk akal.


You may also like

Tidak ada komentar:

Flickr Images

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Sandi Ovinia Putri

Tulisan tidak hanya berhenti di satu masa dan hanya satu kepala.
Tulisan bisa lebih kuat dari pada peluru, sebab ia mampu menembusa daya pikir kita.

Popular Posts