f

AKSI Menghadapi MEA (Attitude, Knowledge, Skill, Insight)

/
0 Comments
  
STIKES ICSADA BOJONEGORO
   Ada banyak sekali pepatah yang mengatakan bahwa waktu adalah uang. Hal ini tentu sangat mudah dipahami. Setiap waktu yang berjalan dalam langkah kehidupan kita sangatlah berharga. Setiap detik, setiap menit yang berlalu bagaikan hembusan napas. Akan sangat disayangkan bila kita tidak dapat memanfaatkan setiap hembusan nafas tersebut dengan baik. Kita harus mulai menata mindset. Beranggapan bahwa sudah tidak ada waktu lagi kita bersikap tenang dan melihat apa yang selanjutnya akan terjadi. Kita harus memikirkan rencana dan menentukan apa yang selanjutnya harus terjadi. Kita sendiri yang akan memilih, hasil yang memuaskan ataukah hasil yang biasa saja.
  Pada intinya, jika kita ingin mendapatkan sesuatu yang lebih, maka kita juga harus melakukan lebih dari yang dilakukan orang lain. Hal inilah yang selalu di-tekankan dalam setiap perkuliahan ataupun kegiatan formal Kampus kesehatan, Stikes Icsada Bojonegoro. Mulai dari awal, kampus ini berusaha memotivasi para mahasiswa dan mahasiswinya agar memiliki rencana-rencana enterpreneur serta wawasan yang luas.
  Lalu pernahkah kita mendengar kata MEA baru-baru ini?jika kita pernah bahkan sering mendengar kata tersebut, maka apa yang sudah tertulis diatas ada hubungannya dengan MEA. Kita sudah tidak bisa bersantai dan menunggu apa yang akan terjadi di awal tahun 2016 ini. Sebab kita harus siap menghadapi MEA yang akan segera dibuka pada awal januari mendatang.
  MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)  memungkinkan dan memudahkan masuknya para tenaga kerja luar negeri untuk bekerja di Indonesia. Begitupun sebaliknya, Negara kita juga bebas menjadi tenaga kerja diluar negeri,khususnya negara-negara ASEAN. Tenaga kerja tersebut meliputi seluruh bidang. Bukan hanya bidang kesehatan saja. Ada satu hal yang mengkhawatirkan, yaitu mengenai bahasa. Mereka, para tenaga kerja luar negeri misalnya, tidak dituntut untuk bisa bahasa Indonesia agar dapat bekerja di negara kita. Sedangkan kita sebagai warga negara Indonesia harus menguasai bahasa inggris untuk dapat bersaing du dunia kerja luar negeri. Masalahnya, apakah kita sudah siap?.
  Selain bahasa, akan ada banyak sekali PR yang harus kita selesaikan. Akan ada banyak sekali persiapan yang dievaluasi. Layakkah kita? mampukah kita? bergunakah jasa kita di negeri orang? jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Apakah kita mau sedikit "bekerja keras" untuk meningkatkan sumber daya dan kemampuan kita agar tidak dianggap remeh oleh negara asing?.
  Salah satu dosen Ilmu Keperawatan Dasar di Kampus Stikes Icsada, Ns. Ahmad Zainal,S.Kep dalam perkuliahannya minggu ini menyampaikan suatu rumus jitu untuk membantu kita dalam meningkatkan kualitas diri agar tidak tergempur oleh tenaga kesehatan luar negeri yang sesegera mungkin pasti berhasil menarik perhatian masyarakat kita. Rumus ini disebut dengan istilah AKSI (Attitude, Knowledge, Skill,Insight).
   Attitude atau etika kesopanan sangat penting untuk dimiliki apalagi bagi kita, calon tenaga kesehatan yang berinteraksi langsung pada manusia, bukan mesin. Bagaimana sikap dan perilaku kita dapat mencerminkan kepribadian diri. Cara kita menghargai dan menghormati orang lain. Setinggi apapun ilmu seseorang, secerdas apapun seseorang tersebut, maka semua itu tidak akan ada gunanya tanpa adanya attitude yang baik. Apalagi kita sebagai bangsa timur sangat memperhatikan hal tersebut.
   Knowledge atau ilmu pengetahuan. Kita harus mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dengan bijak dan selektif. Mengoptimalkan pengetahuan yang didapat baik dari formal maupun non formal. Mengetahui sebab,akibat dan solusi dari sebuah peristiwa berdasarkan ilmu yang dapat dipertanggung jawabkan.
   Skill atau kemampuan.menekankan bagaimana kita sebagai tenaga kesehatan mampu mengaplikasikan setiap ilmu pengetahuan yang kita peroleh secara profesional. Insight berarti wawasan yang luas. Artinya bahwa ketiga aspek diatas harus kita tambahi dengan wawasan yang tidak hanya terfokus pada ilmu kesehatan saja, melainkan juga ilmu-ilmu yang lain. Kita harus berwawasan luas supaya menjadi tenaga kesehatan yang istimewa dan membaca adalah salah satu kuncinya.
   Ilmu pengetahuan dan kemampuan yang profesional harus dibungkus dengan attitude yang baik dan dihiasi dengan wawasan yang luas. Sebab ketika kita sudah bangun dari mimpi, artinya lulus dari sebuah lembaga pendidikan, kita akan menghadapi dunia yang sebenarnya. Dunia yang keras dan ketat akan persaingan. Ilmu pengetahuan di bidang kesehatan yang kita miliki hanya menyumbang kurang lebih 20 % dalam lingkup pekerjaan. Sisanya ialah wawasan yang luas itu tadi. Itulah yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan  dizaman modern seperti ini. Terus melaju, hadapi MEA dengan optimis!. Jangan takut gagal, sebab semua hal memang membutuhkan proses.
Salam kesehatan, Peawat sahabat keluarga :)


You may also like

Tidak ada komentar:

Flickr Images

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Sandi Ovinia Putri

Tulisan tidak hanya berhenti di satu masa dan hanya satu kepala.
Tulisan bisa lebih kuat dari pada peluru, sebab ia mampu menembusa daya pikir kita.

Popular Posts